" Life like riding bicycle, to keep your balance you must keep moving "

Posts tagged “oray tapa

Perjalanan Pertama


Mengular di Oray Tapa

jalur menuju tugu Oray Tapa

jalur menuju tugu Oray Tapa

Daya tarik pegunungan di kota Bandung seolah tak ada habisnya. Jalur yang selalu menanjak dan pemandangan indah menjadi sebuah perpaduan cita rasa gowes yang memanjakan dengkul. Banyak cara untuk menikmati pegunungan yang ada di sekitar kota Bandung, mulai dari Downhill, XC , maupun bikecamping tinggal pilih sesuai genre bersepeda kita masing – masing karena semuanya memiliki karakteristik dan kenikmatan tersendiri.

Salah satu tempat yang wajib dikunjungi adalah objek wisata Oray Tapa. Oray yang dalam bahasa Sunda artinya Ular dan Tapa yang artinya Bertapa sehingga berarti Ular yang bertapa, agak horor juga memang nama tempat yang satu ini. Banyak mitos yang beredar di masyarakat sekitar mengenai tempat ini, namun justru itulah yang menjadi salah satu daya tarik tempat ini. Objek wisata yang biasanya digunakan untuk camping Pramuka ini terletak di Desa Mekar Manik, Cimenyan ,Bandung Timur. Area nya tak begitu luas untuk ukuran sebuah wana wisata alam, hanya sekitar 5 ha saja luasnya, meski relatif kecil tapi dikelilingi oleh hutan Gunung Maribaya. Tak sampai sepuluh ribu rupiah untuk tiket masuk kita sudah bisa menikmati fasilitas yang ada di tempat ini. Jarak tempuh dengan bersepeda dari pusat kota Bandung ±2,5 jam untuk menuju Oray Tapa tersebut. SDN Sindanglaya adalah patokan kita menuju lokasi dari jalur utama. Begitu kita belok kiri dari sekolah tersebut jalan sudah mulai menanjak.

IMG-20141108-03537

Pagi itu kami berdua (saya dan Suci Fitriana) berangkat pukul 07.15 dari Pasteur dan memutuskan untuk sarapan kupat tahu terlebih saat melintas di Cicaheum. Tak seberapa jauh dari Cicaheum kami sudah mulai nanjak di Sindanglaya, kami pun mengayuh perlahan mengingat perut yang baru penuh terisi hidangan khas Singaparna barusan. Kondisi jalan sepi dari kendaraan dan sebagian besar sudah di beton. Namun ada sekitar 2 km menjelang lokasi jalannya jelek berbatu sehingga harus lebih memilih jalan saat gowes.

Mengular, mungkin itu yang dapat menggambarkan jalur yang berlika – liku menuju Oray Tapa. Mungkin karena berlika-liku itulah sehingga tanjakannya tidak terlalu curam jika di bandingkan dengan objek wisata yang masih satu pegunungan seperti Curug Cilengkrang, Caringin Tilu dan Palintang, meskipun begitu tetap saja membuat kami basah berkeringat saat mengayuh melahap tanjakannya. Di bawah pohon sambil menatap kota Bandung adalah tempat yang kami pilih untuk beristirahat dan melemaskan kaki.

IMG-20141108-03545

Pukul 10.30 saat matahari mulai terik kami sudah memasuki kawasan depan objek wisata Oray Tapa, di sebuah lapangan yang dipinggirnya terdapat barisan pohon cemara. Dari tempat ini sangat terlihat jelas kota Bandung yang dikelilingi pegunungan. Pemukiman yang kian hari kian bertambah begitu terlihat jelasnya. Siang hari yang mulai terik kami pun bergerak sedikit masuk ke hutan, Tugu Oray Tapa adalah tujuan kami. Jalur menuju tugu tersebut adalah jalur yang sering dilewati offroader, terlihat jelas dari bekas roda – roda besar yang menapakkan tilasnya di tanah. Tanah yang berkubang akibat dilintasi mobil offroad menjadi keasyikan tersendiri bagi kami saat melintasinya.

Area Camp Oray Tapa

Area Camp Oray Tapa

area camp di tugu oray tapa

area camp di tugu oray tapa

Tugu Oray Tapa tempatnya sepi dan tanahnya lapang berumput, sangat cocok bagi mereka yang mencari keheningan sambil menatap kota Bandung di pinggir hutan untuk camping. Di tempat ini kami memasang tenda dan membuka matras untuk lebih menikmati suasana sembari membuka bekal makanan. Niat kami untuk berlama – lama di tempat ini terpaksa di urungkan karena kondisi cuaca yang mulai berubah mendung dibarengi dengan suara awan yang bergemuruh. Sekitar pukul 13.00 kami yang lagi santai itu pun langsung cepat – cepat packing untuk bersegera keluar dari tempat tersebut agar tidak terkena hujan.

Gowes di Jalur Motocross

Jalur di Kawasan Oray Tapa, kab. Bandung

Jalur yg biasa dilalui offroader di Kawasan Oray Tapa, kab. Bandung

Rute pulang kami pilih berbeda dengan rute keberangkatan. Kami memilih untuk melalui jalur motocross yang jalurnya tembus ke Bukit Moko dan Caringin Tilu dari Oray Tapa tersebut. Sebenarnya saya sudah mengajak Suci Fitriana untuk pulang melalui jalur yang sama sebelumnya karena cuaca sudah mendung, namun dia tetap keukeuh ingin melalui jalur cross tersebut. Apa daya saya pun mengikuti keinginannya meski hati was-was akan turunnnya hujan terlebih jalur tersebut melalui pinggiran hutan, jauh dari pemukiman dan kondisi jalannya berbatu

Jalur pulang yang kami lewati ini memang jalur bagi mereka penghobi sepeda bermesin, terbukti dari banyaknya tapak ban motocross yang terjiplak di sepanjang jalur yang kami lalui. Bahkan Beberapa rombongan Motocross sempat berpapasan dengan kami saat melalui jalur tersebut. Dari kejauhan diantara pepohonan kami sudah mendengar deru mesin yang semakin lama semakin mendekati kami. Dan tak lama masing – masing dari mereka pun melintas di depan kami dengan penuh senyum sembari memperlambat kecepatan mesin motornya.

Jalurnya begitu sepi, tak ada orang yang kala itu melewati jalur tersebut selain kami berdua dan beberapa rombongan motocross yang lewat tadi. Keheningan selama perjalanan kami isi dengan obrolan dan canda tawa selama melintas di jalur Yang dikelilingi pohon – pohon Pinus tersebut. Jalur yang berbatu dan sebagian besar menanjak di tambah dinginnya udara membuat kami harus berhati-hati agar ban sepeda tidak bocor. karena jika hal itu terjadi sudah di pastikan akan memakan waktu untuk menambalnya dan dikhawatirkan kami akan terkena hujan di jalur yang jauh dari pemukiman tersebut.

IMG-20141108-03559

2014-11-08 10.39.13

Saat adzan Ashar berkumandang kami putuskan untuk beristirahat duduk di sebuah batu besar yang berada tak seberapa jauh saat kami berhenti. Jalurnya begitu asri dimana banyak pepohonan rimbun dikanan kiri jalur hingga tak terasa sudah hampir 2 jam waktu yang terlewati semenjak dari Oray Tapa dan posisi kami masih 10 km lagi menuju Bandung. Setelah dirasa cukup kami pun melanjutkan perjalanan yang tinggal bonus turunan tersebut menuju Bandung. Gerimis kecil sudah mulai terasa saat kami baru saja melanjutlan gowes ke Bandung via Cartil dari Objek Wisata Oray Tapa tersebut. Benar saja kami pun terkena rintik hujan hingga setibanya di rumah.

(perjalanan gowes yang dilakukan pada 8 November 2014 ini artikelnya telah terbit di Back2Boseh Pikiran Rakyat tanggal 30 November 2014)

epaper artikel

epaper artikel